Kalbar Kriminal Lokal Peristiwa
Beranda » Berita » Kisah di Balik Penemuan Bayi di Padang Tikar Dua, Sang Ayah Ternyata Ikut Menyaksikan Evakuasi

Kisah di Balik Penemuan Bayi di Padang Tikar Dua, Sang Ayah Ternyata Ikut Menyaksikan Evakuasi

Dok. Istimewa

KUBU RAYA – Sebuah kisah memilukan terungkap di balik penemuan bayi laki-laki yang dibuang di kebun kelapa Desa Padang Tikar Dua, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, pada Rabu (1/10/2025).

Bayi yang ditemukan warga dalam kondisi memprihatinkan itu ternyata merupakan anak dari hubungan antara dua orang yang kini telah diamankan polisi, masing-masing berinisial AM (32) dan RN (19).

Yang membuat peristiwa ini semakin menyedihkan, saat warga berbondong-bondong mengevakuasi bayi tersebut, sang ayah kandung, AM, ternyata berada di lokasi kejadian tanpa ada yang menyadarinya.

Kasat Reskrim Polres Kubu Raya, IPTU Nunut Rivaldo Simanjuntak, melalui Kasubsi Penmas Sihumas, Aiptu Ade, mengungkapkan bahwa AM berada di antara warga saat proses evakuasi berlangsung. Namun, ia hanya berdiri diam, berpura-pura tidak mengetahui apa-apa.

“Berdasarkan keterangan, AM memang berada di lokasi penemuan bayi. Namun saat itu ia tidak berani mengaku karena takut hubungan gelapnya dengan RN terbongkar,” jelas Aiptu Ade dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/10/2025).

Yanieta Nahkodai BKMT Pontianak, Siap Jalankan Amanah

Sempat Melihat Bayi di Rumah Sakit, Lalu Berniat Kabur ke Malaysia

Setelah bayi tersebut dievakuasi ke RSUD Tuan Besar Syarif Idrus Kubu Raya, AM dikabarkan sempat datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi anaknya yang tengah dirawat. Namun, bukannya menyerahkan diri atau menyesali perbuatannya, ia justru berniat melarikan diri ke Malaysia.

“Dari hasil penyelidikan, diketahui sebelum melarikan diri, AM sempat datang ke rumah sakit untuk melihat bayinya. Tak lama kemudian kami mendapat informasi bahwa ia hendak kabur ke Malaysia. Beruntung, pelaku berhasil kami amankan sebelum berhasil melintas,” kata Aiptu Ade.

Percakapan Singkat yang Mengungkap Segalanya

Motif pembuangan bayi itu perlahan terungkap. Berdasarkan hasil pemeriksaan, AM mengaku menerima pesan singkat dari RN yang mengabarkan bahwa bayi mereka telah dibuang di kebun kelapa.

“Saya dapat chat dari RN, katanya bayi itu sudah dibuang di kebun kelapa,” ujar AM di hadapan penyidik.

Ia mengaku sempat pulang ke lokasi, namun bayi tersebut sudah tidak ada. “Saya bilang ke RN, mungkin sudah ditemukan orang. Setelah itu saya kembali bekerja,” katanya dengan tenang kepada petugas.

Aksi Nyata Ciptakan Lingkungan Bersih lewat Gotong Royong Massal

Polisi: Tindakan Ini Melanggar Hukum dan Nurani

Kasus ini menjadi perhatian serius aparat penegak hukum. Aiptu Ade menegaskan bahwa tindakan pembuangan bayi merupakan perbuatan yang tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan.

“Bayi adalah makhluk hidup yang seharusnya dilindungi dan disayangi, bukan dibuang seolah tidak berharga. Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga penyangkalan terhadap nurani,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menutupi kesalahan dengan cara yang justru memperburuk keadaan.

“Kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa menutupi dosa dengan kejahatan hanya menambah penderitaan. Tidak ada alasan yang membenarkan tindakan pembuangan bayi,” tutup Aiptu Ade.

Bahasan: Turnamen Mini Soccer Jadi Role Model Sportivitas dan Kebersamaan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version